Biar kita bisa jadi terang en garam yang efektif, ada beberapa tips yang bisa kita lakuin sama2:
1. Jangan banyak2 promosiin diri
Terang itu cahaya. Cahaya ga usa disuru bercahaya juga uda bercahaya sendiri dengan tenangnya. Buat jadi terang, kita gak perlu promosi, teriak2, kasi pengumuman: ‘ Hoi2, aku ini loh terang dunia!’ Bukan itu yg Tuhan mau dari kita. Kayak kata peribahasa TONG KOSONG NYARING BUNYINYA. Jadi utk jadi terang, kita cuma perlu bercahaya, bukan teriak2 abisin suara kita. Bukan seberapa banyak kata2 yg kita keluarin, tapi berapa banyak dampak positif yg kita kasi ke lingkungan kita.
Contoh: di lingkungan kita banyak temen yg suka minum2, merokok, atau nglakuin perbuatan lain yg nggak baik. Kita harus berani dgn tegas mengatakan “tidak” en nggak terlibat dlm pergaulan kayak gitu. Kita juga musti berani kasi teladan yg baik, nggak ikut minum, nggak ngerokok. Tanpa banyak protes, cuma dgn sikap hidup yg baik, tanpa kita sadar, perubahan pasti terjadi di lingkungan kita.
Ini yg Tuhan bilang: “cerdik seperti ular, tulus seperti merpati”. Cerdik, karena kita nggak terlibat dlm pergaulan yg buruk. Tulus, karena kita jadi berkat. Kenapa seperti merpati? Karena merpati itu burung yg paling tulus, yg selalu melakukan segalanya tanpa pamrih.
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah- tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Matius 10:16)
2. Keluar en kasi pengaruh sama lingkungan
Kita musti berani keluar dari tempat kita buat kasi teladan buat lingkungan kita. Kalo nggak, kita sama kayak garam yg disimpan aja, nggak ada fungsinya alias ga berguna.
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” (Matius 5:13)
3. Punya cita rasa
Tanpa menonjolkan diri, tanpa minta penghargaan, tanpa minta dipuji orang, garam uda ngasi rasa sama makanan yg kita makan. Nggak menonjol, tapi selalu dibutuhin. Kalo nggak ada garam, makanan kita pasti jadi tawar. Garam ngasi rasa yg murni, tanpa unsur2 lain. Seharusnya setiap kita sebagai anak Tuhan juga seperti itu.
Setiap kita sangat diperlukan sama dunia ini, buat jadi garam en terang. Ini bukan beban, tapi kehormatan. Suatu pelayanan adalah kehormatan, bukan beban. Sekarang kalo kita uda tau kebenaran ini, yuk kita mulai berdoa en bilang ke Tuhan:” Pakai aku Tuhan, sebagai garam dan terang, beri aku kecerdikan dan juga ketulusan hati”.
Waktu kita berfoa demikian, taukah kita bahwa Tuhan mendengarkan semua doa kita en berkata “Aku mengutus engkau”.
Sumber: GFresh tahun 2008 edisi 96
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang sewajarnya yah . No SPAM :)