About Connect Grup

Hai teman-teman! Welcome Home ! :)

Bagi kalian anak-anak muda, jika kalian ingin mempunyai komunitas dan teman-teman baru yang dapat saling mendukung dan membangun di dalam Tuhan, di sinilah tempatnya... diConnect Group Youth !

Aktivitas yang membangun kerohanian kami adakan setiap minggunya.

-"Komunitas yang positif membangun kebiasaan yang positif pula."-



1 hal, This is your second home :)

Kami mengasihi anda.....

Kami menerima kalian apa adanya...

Tak perduli latar blakang ^^

Seperti Tuhan menerima kita apa adanya juga...

Tuhan Yesus mengasihi anda..... ^^



Ingin tau lebih lanjut tentang komunitas kecil ini??
Click here! :D

* Connect Group terdapat di berbagai kota di bawah penggembalaan Gereja Mawar Sharon. Jika anda berada di kota lain selain kota Manado, kami dapat membantu untuk memberikan informasi Connect Group di wilayah anda.
Hubungi Via Sms: Jack
Three 089698416071, TseL 085298169137
or bisa add facebook saya
Orang Paling Keren


Daftar Blog Saya

Daftar Blog Saya

Kamis, 01 Agustus 2013

Melakukan Kehendak Bapa



Di katakan di Ibrani 10:36, "Kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu, yaitu hidup (ay.39) .  Hanya satu jenis orang yang akan tetap hidup selama-lamanya, yaitu orang yang melakukan kehendak Allah. ( 1Yoh. 2:17)
Namun tidaklah mudah bagi kita untuk melakukan kehendak Allah. Terdapat beberapa hal yang mendasar yang akan membantu kita dalam melakukan kehendak Tuhan.
  1. Kita harus Percaya kepada-Nya. Dalam hal yang berhubungan dengan kehidupan kita, kita hanya akan melakukan perintah atau kehendak dari orang yang kita percayai atau ditakuti.

    Namun Allah lebih senang kalau kita melakukan kehendak Allah karena kita percaya kepada-Nya bukan karena kita takut pada-Nya. Sebagai seorang Bapa yang baik, Dia lebih senang dipercayai daripada ditakuti. Dalam hubungan dengan seseorang yang memberi perintah, apakah orangtua, guru, dokter dll., tanda kepercayaan adalah ketaatan. Dan sebaliknya tanda ketidak-percayaan ialah ketidak-taatan. Orang yang hidup dalam ketidak-taatan dalam pengertian apapun tidak dapat disebut orang percaya, karena ketidak-taatannya adalah bukti ketidak-percayaannya, sekalipun ia mempercayai dengan segenap hati Yesus ialah Tuhan!
  2. Kehendak Allah tidak berat. Apakah kita menemukan bahwa kehendak atau perintah Allah itu berat? Jika kita mengasihi seseorang, setiap keinginan dan kehendaknya sangatlah enteng. Kita akan dengan penuh semangat berusaha untuk menyenangkan hati orang yang kita kasihi. Orang yang sedang berpacaran pasti tahu hal ini. Karena cinta, tidak ada yang terasa berat, banyak orang yang bahkan sanggup mengorbankan segalanya karena cinta.

    Jika kita sesungguhnya mengasihi Tuhan, perintah-Nya tidak akan terasa berat, karena satu-satunya upah yang kita cari ialah kesenangan-Nya. Seperti yang dikatakan oleh Yohanes, "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yoh. 5.3)
  3. Pandangan tentang kehendak Allah. Kehendak Allah itu baik dan sempurna bagi kita. Allah tidak memperoleh apa-apa ketika kita melakukan kehendak-Nya. Semua kehendak-Nya adalah demi kebaikan dan keuntungan kita. Tidak ada satupun yang kita lakukan "untuk Dia" yang menguntungkan Dia, tetapi justru untuk keuntungan kita sendiri!

    Kita menyembah Dia, tapi yang untung kita sendiri. Jika kita berdoa, siapa yang untung? Dan ini termasuk semua larangan yang Tuhan tetapkan bagi kita. Kita seringkali memandang kehendak dan larangan Allah sebagai mengekang kebebasan kita.

    Akal budi kita harus diperbarui untuk melihat bahwa setiap perintah Allah itu adalah untuk kebaikan dan untuk melindungi kita dari yang jahat. Oleh karena itu, dalam melakukan kehendak Allah, janganlah kita berpikir kita telah mengorbankan sesuatu, karena dalam kenyataannya kita tidak rugi apa-apapun, tetapi malah memperoleh segala sesuatu.
  4. Kita harus kumpul, duduk dan dengar. Alasan yang sering diberi untuk tidak melakukan kehendak Allah adalah karena kita tidak mengetahuinya. Di Matius 12:50 Yesus berkata bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa di surga adalah saudaranya. Yesus menunjuk kepada mereka yang sedang berkumpul, duduk dan mendengarkan firman Tuhan ( Mt 12.46-50). Firman Tuhan mengungkapkan kehendak Tuhan.

    Memang benar bahwa kita tidak mungkin dapat melakukan kehendak Tuhan, jika kita tidak mengetahuinya. Dan cara untuk mengetahui kehendak Tuhan adalah mengetahui apa yang diucapkan atau dikatakan oleh-Nya. Kehendak seseorang diungkapkan lewat kata-katanya, demikian juga dengan Tuhan, kata-kata-Nya atau firman-Nya mengungkapkan isi hati dan kehendak-Nya.

    Tidak ada alasan untuk kita berkata kita tidak mengetahui kehendak Tuhan padahal Dia sudah mengungkapkan semuanya di dalam Kitab Suci.
  5. Waktu. Kita perlu meluangkan waktu untuk mengetahui maupun melakukan kehendak Tuhan. Paulus meminta kita untuk mempergunakan waktu kita dengan arif dan bijaksana. Dan  orang yang arif akan mempergunakan waktu untuk mengerti kehendak Allah (Efe 5:15-17). Sangat menyedihkan melihat bagaimana orang membuang waktu mereka untuk hal-hal yang tidak berguna; menonton filem-filem yang tidak berguna, membaca majalah-majalah dan buku-buku yang tidak bermanfaat dan juga menghabiskan waktu  melakukan kegiatan-kegiatan yang sia-sia. Kesibukan tidak selalunya berarti produktivitas.

    Waktu adalah hidup, dan jika kita arif, kita akan memaksimalkan waktu kita untuk mencari-tahu kehendak Allah bagi kehidupan kita. Kita dapat memulainya dengan memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, atau dengan kata lain, bagaimana kita mempergunakan waktu kita. Ada baiknya kita mulai menyerderhanakan hidup kita.

Kiranya kita ditemukan seperti Maria yang meninggalkan segala kesibukan dan memfokuskan diri untuk duduk dan mendengarkan perkataan Yesus dan tidak seperti Marta yang sibuk melakukan banyak hal dan gagal dalam memilih bagian yang terbaik (Lukas 10.38-42). Dan setelah mendengarkan isi hati Tuhan, kita tinggal melakukannya karena kita mengasihi dan mempercayainya dari kedalaman hati kita.

Kamis, 25 Juli 2013

Come and Join us!


TUJUAN KLOMPOK KECIL : JADI KOMUNITAS ORANG PERCAYA

Tujuan utama ; sebagai komunitas rohani tempat kita tertanam,berubah(tranformasi) dan bertumbuh.  GMS mempunyai 3 target yang berkaitan dengan membangun hidup seorang jemaat :
·         Setiap jemaat mempunyai rumah rohani ( No one is without a home )
·         Tidak ad jemaat yang hidup sendiri (No one stands alone)
·         Semua jemaat adalah saksi Kristus (everyone’s a witness)
Tanpa pembentukan komunitas kelompok,kita tidak dapat bertumbuh secara efketif dan sehat. Setiap pembentukan harus melewati sebuah proses, dan dalam CG setiap jemaat akan melewati proses pembentukan kearah perubahan hidup yang berdampak untuk kita dan orang2 disekitar kita. Proses yang dilewati misalnya dalam hal kerjasama, persahabatan, membagi hidup dalam melayani bersama dalam suatu komunitas kelompok kecil,dimuridkan dan memuridkan bertumbuh dan berbuah kearah Kristus. 
Cat : GMS tidak akan menjadi gereja dengan jemaat yang menggenapi tujuan apostolic dan profetik tanpa membangun komunitas kelompok kecil yang kuat,. Itulah sebabnya, sebelum Apostolik dan Profetik digenapi, Gereja Sel harus terjadi dulu. 
A.      Alasan pentingnya mengapa Tuhan memakai komunitas

1.      Perspektif Tuhan
a.      Sumber paling mendasar dari keberadaan suatu pola komunitas datang dari pola keberadaan Tuhan sendiri. Kej 1:26
Secara keberadaan, Tuhan kita eksis dalam suatu persektuan yang esa. Dan hal inipun tercermin lewat diri kita, ciptaan dia, yang diciptakan menurut gambar dan rupa dia, yang mempunyai suatu kerinduan mendasar untuk komunitas. Setiap saat kita berkumpul dalam suatu komunitas, kita sedang mereflesikan gambar dan rupa dari Tuhan sendiri.
b.      Tuhan memilih dari sudut pandang Tuhan : Tuhan memilih untuk mengerjakan segala sesuatu dan menyatakan kehendakNya melalui komunitas.  Contoh dalam Alkitab dan saat ini:
·         Yesus menjalankan misiNya lewat komunitas inti 12 murid
·         Tuhan berkata kepada Adam “…tidak baik kamu sendirian…” maka terbentuklah komunitas keluarga pertama.
·         Gereja awal, memulaia karyaNya lewat komunitas orang percaya diYerusalem.
·         Gereja Mawar Sharon dimulai dari awal lewat komunitas persekutuan kecil yang disebut CG.
2.      Perspektif manusia
Komunitas adalah wadah di mana tiga kebutuhan yang menjadi motivasi yang mempengaruhi hidup manusia dipenuhi:
·         Kebutuhan untuk dimlmiliki dan memiliki
·         Mempunyai identitas dan martabat
·         Rasa pencapaian
Oleh karena itu, komunitas adalah tempat untuk memenuhi kebutuhan dan membangun hidup manusia untuk mencapai tujuan Tuhan.
Manfaat dari partisipasi dalam suatu komunitas :
-          Mendapatkan sumber kekuatan sewaktu mengalami masalah & tantangan
-          Menerima nasehat dan pendapat untuk membuat keputusan hidup yang bijaksana.
-          Mempunyai tempat pertanggung-jawaban, untuk bertumbuh secara rohani dan secara fisk  untuk mencapai potensi hidup
-          Mempunyai tempat untuk diterma dan dipulihkan saat gagal/ terluka.

3.      Perspektif Gereja
Gereja adalah tempat dimana seseorang mendapatkan kesempatan untuk membangun hubungan antar pribadi yang sehat ,fungsional, produktif, saling menerima dan saling mendukung. Organisasi gereja yang efektif akan mengatur struktur dan penggembalaan untuk menciptakan komunitas yang memungkinkan setiap jiwa mengalami hal-hal diatas.

Rabu, 24 Juli 2013

Bersepeda dengan Tuhan (Komik singkat)



"Jalan yang Ia pilih sangatlah berbeda dari apa yang kami perkirakan sebelumnya"

"Terkadang, jalan itu begitu menakutkan dan tidak mungkin tuk dilewati"

"Tapi Ia tahu, bahwa kita takut, dan Ia memegang tangan kami, dan takkan membiarkan kami jatuh,, atau mengecewakan kita"

"Bahkan dengan mata tertutup, kami mengayuh kembali, dan serahkan semuanya dalam Tangan-Nya"




1 Hal , , Tuhan Yesus Mengasihi saya dan sodara ^^

Mama Dimana?




Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota. Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang.


Itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli di situ, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.

Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu, mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu di mana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada di kantong.

Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi di mana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.

Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka beristirahat di bawah atap toko itu, sang suami berkata: “Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur di sini.”

Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.

Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika.

Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suaminya, dan bila malam tidur di emperan toko itu.

Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu, orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya.

Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja. Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu di situ dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka.

Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak ke mana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula. Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak di tempat.

“Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita”.

Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan. Maka sang ibu mengatur kotak kardus di mana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anaknya dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti. Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju ke pabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit.

Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya.

Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota.

Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah di pusat kota. Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun.

Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano. Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz ke manapun ia pergi.

Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya, dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat.

Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.

Setahun setelah perkawinan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu. Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri. Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam. Sesuatu ditelinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang.

Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-sura pribadi. Tapi di antara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni. Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu di dekat foto.

Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang. Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali.

Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanyaannya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya.

Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Matanya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: “Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?”

Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian di seluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil. Ia membentuk yayasan-yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.

Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah. Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik. Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad.

Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.

Pagi, siang dan sore ia berdoa: “Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya”.

Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka. Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu.

Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan di mana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota di mana Serrafonna diculik.

Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.

Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. “Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi.”

Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan. Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikutnya yang lebih kecil lagi.

Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu. “Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang”. Ia mulai berdoa, “Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja”.

Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: “Tuhan beri saya sebulan saja”.

Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya, dan ia mulai menangis: “Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan.”

Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat. Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung ke ujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan kantong-kantong plastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis-pengemis yang segera memenuhi tempat itu.

“Belum bergerak dari tadi.” lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun. Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya. “Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu.”

Serrafona memandang tembok dihadapannya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kakinya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkannya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

“Tuhan”, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya, “beri kami sehari, Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia. Jadi mama tidak menyia-nyiakan saya”.

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu kedadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.

“Mama….”, ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam – antara waras dan tidak – dan tiap hari – antara sadar dan tidak – kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas.

Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya.

“Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu… Mama…”

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: “Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan….. satu jam saja…. …satu jam saja…..”

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia

Sumber : AkuPercaya.com

Apa Artinya Hidup Tanpa Tuhan?

Yohanes 3:16

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Apakah kalian sudah mengenal siapa Tuhan itu?
Jika belum, coba pikirkan.......
Apa tujuan kita hidup? Apa yang kita cari?
Kesuksesan? kekayaan? kebahagiaan? kesehatan? panjang umur? keluarga bahagia?
Apa semua itu yang kalian cari?
Ya?
........ lalu... setelah kita mendapatkan semua itu, bagaimana kelanjutannya?

Oke. satu hal. Semua orang PASTI MATI..
Ya, semua orang pasti mati. lalu kenapa?

Apakah kalian pernah berpikir apa yang terjadi setelah kematian? Harta, tahta, kesehatan, keluarga semuanya tidak dibawa dan tidak diperhitungkan.
Hanya ada dua pilihan... SURGA atau NERAKA.
Semua tidak bisa diulang dan tidak bisa dikembalikan.
Semuanya sudah terlambat seberapapun menyesalnya dirimu.
Hahahaha... semua itu masih lama, aku masih muda, tidak usah bicara tentang kematian.
Oya??
Siapa yang bisa menjamin besok kalian masih hidup? Siapa yang bisa menjamin besok kalian masih sehat? Siapa yang bisa menjamin besok orang yang menyayangimu masih ada di dekatmu? Siapa yang bisa menjamin beberapa jam ke depan hartamu masih utuh?

Tidak ada yang pasti di dunia ini. Tidak ada yang bisa dijadikan pegangan di dunia ini. Tidak ada yang tinggal selamanya di dunia ini.
Hidup seperti roda yang berputar. Ada saatnya kita di atas, beberapa saat kemudian kita di bawah...
Segala sesuatu yang menjadi peganganmu di dunia ini pasti akan meninggalkanmu dan itu akan kembali membuatmu sendirian lagi. Karena tidak ada yang kekal di dunia ini. Hanya TUHAN yang KEKAL dan hanya Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkanmu!

Jadi? Apakah kalian menyadari sesuatu?
..........
Segala sesuatu SIA-SIA. Toh seberapapun hebatnya kita pada akhirnya juga mati. Seberapapun hebatnya kita juga hal itu tidak bisa kita nikmati selamanya.
Manusia itu seperti angin yang berhembus, sebentar ada sebentar hilang.
Hanya ada satu yang tidak sia-sia dan tidak pernah meninggalkanmu. Dia adalah TUHAN YESUS.
Mengenal Tuhan adalah hal terindah dalam hidup :)

Yohanes 3:36
"Barang siapa percaya kepada Anak (yaitu Yesus), ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya"

Tuhan Yesus memberkati :)

Ingat Bebek Itu

Author Unknown


Ada seorang anak laki-laki, Johny berlibur di rumah kakek dan neneknya di pertanian. Dan dia diberikan mainan ketapel untuk bermain di hutan. Dia berlatih di hutan,  tetapi dia tidak pernah dapat membidik suatu target. Dan karena kecapaian dia menjadi putus asa, dia kembali ke rumah untuk makan malam. Dalam perjalanannya kembali ke rumah dia melihat bebek peliharaan neneknya. Dengan tiba-tiba dia membidikkan ketapelnya dan mengenai bebek itu tepat di kepalanya, dan langsung membunuhnya. Dia sangat kaget dan berduka. Karena panik dia menyembunyikan bebek yang telah meninggal di antara tumpukan kayu, kemudian dia melihat kakak perempuannya Sally yang telah melihat kejadian itu, tetapi Sally tidak berkata apa-apa.

Pada hari itu setelah makan siang nenek berkata, “Sally, mari kita mencuci piring.” Tetapi Sally berkata, “Nek, Johny berkata kepada saya dia akan membantu di dapur hari ini, iyah-kan Johny?” dan kemudian dia berbisik kepadanya, “Ingat, bebek itu?” maka Johny mencuci piring-piring itu.

Kemudian kakek bertanya apakah anak-anak ingin pergi memancing, dan nenek berkata, “Maaf tapi saya ingin Sally membantu untuk mempersiapkan makan malam.” Tetapi Sally tersenyum dan berkata, “Oh, tidak apa-apa karena Johny berkata kepadaku dia ingin membantu.” Dan kemudian dia  berbisik lagi, “Ingat bebek itu?” Maka Sally pergi memancing dan Johny tidak.

Setelah beberapa hari Johny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas Sally. Dia akhirnya tidak tahan. Dia datang kepada neneknya dan mengakui dia telah membunuh bebek itu. Neneknya membungkuk dan memeluk Johny, dan berkata, “Sayang, nenek tahu. Nenek waktu itu berdiri di depan jendela dan melihat semua kejadian itu. Tetapi karena saya mengasihi-mu, saya memaafkan-mu. Tetapi nenek hanya berpikir berapa lama lagi kamu akan membiarkan Sally memperbudak kamu.”

Saya tidak tahu apa masa lalu-mu. Saya tidak tahu dosa apa yang musuh terus dilemparkan ke wajah-mu dan menghantui hati nurani-mu. Tetapi apapun itu, saya ingin kamu mengetahui sesuatu. Yesus berdiri di jendela. Dan dia melihat seluruhnya. Tetapi karena dia mengasihimu,  Dia telah mengampuni-mu. Kemungkinan Dia juga berpikir berapa lama kamu akan membiarkan musuh memperbudak kamu. Sesuatu yang besar mengenai Tuhan adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga melupakan!!!

1 Yohanes 1.9 "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."



Damai Sejahtera besertamu :)

Selidiki aku, Tuhan

Selidiki aku.

Lihat hatiku.
Apakah ku sungguh mengasihiMu Yesus?
Kau yang maha tau dan menilai hidupku,
Tak ada yang tersembunyi bagiMu.
Telah kulihat kebaikanMu yang tak pernah habis di hidupku
Ku berjuang....
Sampai akhirnya, kau dapati aku tetap setia.


Lagu di atas sangat memberkati hidup gue. Di saat banyak orang mulai lelah dan meninggalkan Tuhan, gue diingatkan untuk terus mengasihi Tuhan dan berjuang sampai pada akhirnya gue didapati tetap setia.


Apakah hari-hari ini kalian merasa berat untuk tetap mendekat kepada Tuhan?
Teruslah berjuang dan jangan menyerah untuk mencari Tuhan, karena kasih setia Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dalam menjalani hidup ini. Ada masanya kasih karunia itu akan dicurahkan, asal kita didapati setia pada masa-masa sulit ini.


Satu hal lagi yang gue sadari, bahwa, tidak dengan rela Tuhan memberikan pencobaan-pencobaan dalam hidup kita. Orang tua kita aja gak rela memberi masalah untuk anak-anaknya, apalagi Tuhan!

Ratapan 3:33 "Tidak dengan rela Ia menindas dan menyusahkan anak-anak manusia"
Sebenarnya, ketika kita sedih, hati Tuhan juga ikut sedih. Ketika kita menangis, hati Tuhan juga ikut menangis. Tetapi Tuhan harus memberikan itu semua kepada kita karena Tuhan punya suatu maksud dan rencana. Maksud Tuhan tidak pernah sembarangan. Oleh karena itu belajarlah untuk tetap setia :) Percayalah kepada Tuhan. Tuhan Yesus baik. Ia mengasihimu lebih dari siapapun di dunia ini.


God Bless You ! :)

Don't Quit Easily!

"Don't quit so easily..Your ups & downs are part of the process to the finish line! Be sure of your calling...& end the race well!"


Ini kata-kata dari salah satu gembala di gereja tempat gue berjemaat. Yang artinya:
"Jangan menyerah dengan mudah. Kehidupan rohanimu yang naik dan turun adalah proses untuk mencapai garis finish! Yakinlah dengan panggilanmu dan selesaikan pertandingan dengan baik!"

Inget ga waktu kita lagi berlibur ke gunung, jalan yang kita lewatin pasti ada naik dan turunnya. Gak mungkin kan jalanan naik mulu... pasti jalanan serasa bergelombang, naik turun.. lalu naik lagi, turun lagi... begitu seterusnya sampai kita mencapai puncak gunung tempat tujuan kita. Walaupun jalanan naik turun, tapi tetap saja kita berjalan "naik" ke gunung.
Hal itu ibarat kerohanian kita, terkadang naik, tapi Tuhan juga membiarkan kita untuk merasakan proses turunnya. Tetapi meskipun seperti itu, tetap saja kan "naik", asal kita tetap setia dan tidak menyerah. Jangan gegabah untuk memutuskan "keluar" atau "berhenti" kalau kita tidak mau menyesal di kemudian hari. Mungkin hari-hari ini adalah saatnya kita untuk menabur, tapi kelak akan ada saatnya untuk kita menuai. Segala sesuatu ada waktunya. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari kalau kita berhenti sekarang.
Jadi tetaplah setia!! Tuhan Yesus menyertaimu :)

Tuhan & Laba-laba




Pada saat Perang Dunia ke 2, ada seorang tentara Amerika yang terpisah dari unitnya di sebuah pulau di Pasifik. Karena pertempuran sangat gencar penuh asap dan tembakan, dia terpisah dari rekan-rekannya. Sementara dia sendirian di dalam hutan, dia mendengar tentara musuh mulai mendekati tempat persembunyiannya. Berusaha untuk bersembunyi, dia mulai naik ke sebuah bukit dan menemukan beberapa gua di sana. Secara cepat dia merangkak masuk ke dalam salah satu gua. Dia merasa aman untuk sementara, namun dia menyadari jika tentara musuh melihatnya merayap ke atas bukit, mereka pasti akan segera memeriksa semua gua dan membunuhnya.

Dalam gua itu, dia mulai berdoa kepada Tuhan," Tuhan, jika ini kehendak-Mu, tolong lindungi aku. Apapun yang terjadi, aku tetap mencintai-Mu dan mempercayai-Mu. Amin."
Setelah berdoa, dia bertiarap dan mulai mendengar tentara musuh mulai mendekatinya. Dia mulai berpikir,"Baiklah, aku kira Tuhan tidak akan menolongku dari situasi ini." Kemudian dia melihat seekor laba-laba mulai membangun jaring di depan gua persembunyiannya. Sementara dia mengawasi dan mendengar tentara musuh yang sedang mencarinya, lala-laba itu terus membentangkan benang-benang jaring di pintu masuk gua. Dia terkejut dan berpikir," Yang aku butuhkan sekarang adalah sebuah tembok pertahanan, mengapa Tuhan malah memberi sebuah jaring laba-laba. Pasti Tuhan sedang bercanda." Dari kegelapan gua, dia melihat musuh mulai mendekat dan memeriksa setiap gua. Dia bersiap-siap untuk melakukan perlawanan terakhirnya, namun ada yang membuatnya heran karena tentara musuh hanya melihat sekilas ke arah gua persembunyiannya setelah itu mereka pergi begitu saja.
Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata jaring laba-laba yang ada di pintu gua telah membuat gua itu terlihat seperti belum ada seseorang yang memasukinya. Karena kejadian itu, dia berdoa dan minta ampun kepada Tuhan karena sudah meragukan pertolongan Tuhan." Tuhan, ampunilah aku. Aku lupa bahwa di dalam Engkau, jaring laba-laba menjadi lebih kuat dari dinding beton."

Dalam hidup ini pun kita sering menganggap bahwa Tuhan harus menyediakan hal yang besar dan dasyat untuk menolong hidup kita. Tetapi kita sering lupa bahwa di dalam Tuhan hal yang kecil dan remeh bisa dipakai untuk menolong kita dan membuat hidup kita menjadi lebih sempurna.

 "Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." (1 Korintus 1:25)

Mentalitas Seorang yang Besar



(Mazmur 132:15) "Perbekalannya akan Kuberkati dengan limpahnya, orang-orangnya yangmiskin akan Kukenyangkan dengan roti"

Bagian terbaik kehidupan seorang manusia adalah perbuatan-perbuatan kasih dan kebajikan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehariannya.
Seraya Gandhi melangkah ke atas keretapi suatu hari, salah satu sepatunya terjatuh ke atas landasan. Ia tidak dapat mengambilnya karena kereta sudah mulai bergerak. Gandhi melakukan sesuatu yang membuat  orang-orang di sekitarnya kaget.  Ia dengan tenang menanggalkan sepatunya yang lain dan melemparnya ke atas landasan, berdekatan dengan posisi sepatunya yang satu lagi. Saat ditanya mengapa ia melakukan itu, Gandhi tersenyum, “Orang miskin yang menemukan sepatu yang terlempar di atas landasan,” ia menjawab, “akan menemukan sepasang sepatu yang dapat dipakainya.”

(Dikutip pertama kali dari The Little Brown Book of Anecdotes)

Pria Kaya dan Harta Warisannya



Pada suatu kali, hiduplah seorang pria yang memiliki banyak harta di seluruh Amerika Utara. Kekayaannya tak ternilai jumlahnya. Ia memiliki rumah seharga jutaan dolar, tanah, barang antik dan bahkan ternak. Tapi meskipun di luar ia memiliki semua, di dalam dirinya ia merasakan kesedihan. Istrinya sudah tua, dan mereka tetap tak punya anak. Padahal ia selalu menginginkan anak kecil agar ada yang dapat melanjutkan warisan keluarga.

Ajaibnya, di saat sudah putus asa, setahun kemudian istrinya hamil, dan berhasil melahirkan seorang anak kecil. Anak itu cacat, tapi pria tersebut mencintainya dengan segenap hatinya. Ketika anak tersebut berusia lima tahun, ibunya meninggal. Sang ayah pun semakin dekat dengan anak istimewanya itu. Saat berusia 13, buah hati yang dilahirkan dengan fisik terbatas itu menghembus nafas terakhir, dan tidak lama kemudian sang ayah pun ikut meninggal. Oleh karena harta yang dimiliki keluarga pria ini sangat banyak maka pihak pengacara keluarga yang diberikan otoritas untuk melakukan pelelangan, pun melakukan tugasnya. Ratusan penawar datang pada acara itu. Item pertama yang ditawarkan pun keluar oleh pihak pelelang yakni sebuah lukisan yang dibuat sendiri oleh anak yang istimewa di keluarga itu ketika ia masih hidup. Namun hingga setengah jam berlalu, tidak ada satu pun tawaran.

Tiba-tiba seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di keluarga pria itu mengangkat tangan dan menawarkan 5 dollar Amerika Serikat untuk lukisan yang sebenarnya kurang bagus tersebut. Sebelum mengetok palu tanda bahwa proses penawaran telah ditutup, juru lelang merobek bagian belakang gambar dan mengambil sebuah surat yang ada di dalamnya. Semuanya terdiam ketika juru lelang membacakan isinya.
"Untuk orang yang berpikir bahwa membeli lukisan anak saya ini adalah cukup bagi dirinya maka untuk orang inilah saya memberikan seluruh kekayaan saya" 
Sesaat kemudian, juru lelang memukulkan palu sebagai acara lelang telah berakhir. Kerumunan orang yang telah datang dari pagi itu pun pulang dengan kecewa karena mereka tidak bisa memiliki harta pria jutawan tersebut.

Banyak dari kita yang datang kepada Bapa untuk memperoleh berkat-berkatNya, tetapi sedikit dari kita yang mengetahui rahasia sebenarnya bagaimana kita bisa mendapatkan itu.
Bergaul lah karib dengan Tuhan Yesus maka kekayaan sejati yang dimiliki Bapa akan Anda terima di dalam kehidupan Anda waktu demi waktu. 

(Matius 6:33) - "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan KebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."


Sumber : christianstories/bm

Best Friend Forever

Yesus Sahabatku



Sangat penting bagaimana menjadi orang yang dicintai Tuhan dan menjadi pribadi berkualitas yang dapat mengasihi Tuhan Yesus………….
Kisah ini merupakan kisah mengharukan bagaimana seorang anak yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai sahabatnya, tempat curhat dan mencurahkan isi hati…………………………

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya. Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut. “Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?”

“Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut. Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”

“Terima kasih, Bapa Pendeta.” “Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?” “Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.”
Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

“Engkau tahu Tuhan Yesus, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini. Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku jadi tidak begitu lapar. Lihat ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa……. paling tidak aku tetap dapatpergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi. Tolong Tuhan Yesus.....
Oh, ya..Engkau tahu, Tuhan….. kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu. Tuhan Yesus, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau tahu yang ini kan….??? Tolong jangan marahi ibuku, ya…..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah mengapa dia memukul aku.
Oh, Tuhan yesus..aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini……. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku. Oh ya……ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang.” Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .

“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!” Kegiatan tersebut berlangsung setiaphari, Andy tidak pernah absen sekalipun. Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif. Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat.
 
Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka. Ketika mereka sedang berdoa, Andypun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..” “Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!” Andy begitu terkejut,”Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah untukNya..”

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. “Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!” Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja.
……Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang – disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andypun tewas seketika……….
Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi. Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh airmata dating dan memeluk bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?” Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,”Dia adalah sahabatku.” Hanya itulah yang dikatakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub..

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan. Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy. “Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?” “Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari.” Ucap ibu Andy terisak.

“Apa katanya?” Ayah Andy berkata,”Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya, kemudian Dia membisikkan sesuatu.

“Apa yang dikatakan?” “Dia berkata kepada putraku..” Ujar sang Ayah. “Terima kasih buat kadonya. Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku.” Dan sang ayah melanjutkan, “Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.aku menangis karena bahagia..aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong Bapa Pendeta .. Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.
Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,”Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa… kecuali dengan Tuhan.”

Kisah yang luar biasa, mengingatkan kita semua untuk terus mengucap syukur kepada Tuhan, karena seringkali kita lupa Bahwa Tuhan slalu “Peduli” dengan kita, apapun keadaan kita hari ini…1 hal kita semua adalah sahabatnya jika kita mencintaiNya. God Bless You All.

Sumber: ceritakristen.com

Jangan Sia-siakan Hidup ini

Pria Ini Meninggal karena Kesepian



Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang membaca artikel-artikel dalam suatu situs di internet, saya menemukan sebuah artikel yang menarik perhatian saya. Artikel ini menceritakan betapa tragisnya kematian seorang pria akibat kesepian yang berlarut-larut, dan itu memberikan kepada saya pelajaran hidup yang berharga.
Berikut artikelnya....
KOMPAS.com - Suatu pagi ketika visite, seorang pasien yang biasanya selalu saya lihat berbaring di tempat tidur dekat jendela ruang perawatan kelas tiga tidak ada lagi di sana. Agak curiga, "mana bapak itu?" Tanya saya kepada perawat yang mendampingi saya -- pasien, seorang lelaki umur sekitar 60 tahun yang menjadi langganan ruang penyakit dalam  beberapa bulan terakhir.

"Beliau meninggal tadi malam dokter," jawab perawat itu. "Lho, kok bisa?", tanya saya lagi. "Tidak tahu juga pastinya dokter. Semalam waktu dari kamar mandi, pasien mengeluh sakit dada dan sesak nafas, cukup lama Ia mengalami itu, kami baru tahu setelah keluarga pasien sebelahnya memberitahu perawat jaga dok. Kemudian kami melapor ke dokter jaga, menurut dokter jaga kemungkinan alm meninggal karena serangan jantung. Sempat perawat jaga membawa ke ruang ICU, tetapi tidak berapa lama di ruang ICU beliau tidak tertolong lagi dokter," ungkap perawat lain menerangkan.

Setelah selesai visite, di ruang perawat waktu mengisi status pasien, bayangan pasien itu seperti mengikuti saya, barangkali karena pasien ini sudah sering dan lama dirawat. Untuk yang terakhir ini saja telah lebih dari satu bulan. Pasien memang sudah berulang kali dirawat dengan keluhan hipertensi dan Insomnia. Biasanya, dalam 1-2 minggu setelah dirawat, hipertensinya mulai terkontrol dan insomnianya juga membaik. Bila keluar rumah sakit, pasien bukan kembali ke rumah, tetapi ke panti. Tidak berapa lama di panti biasanya masuk rumah sakit lagi dengan keluhan yang sama. Keadaan ini berulang dalam satu tahun terakhir sampai pasien meninggal.

Kemudian,  karena sedikit penasaran dengan kematiannya, apalagi secara emosional saya sudah merasa dekat dengan pasien, saya pelajari kembali statusnya. Dari data rekam medis pasien, terutama sebelum meninggal, gambaran rekam jantungnya memang sesuai dengan kematian akibat jantung. Tetapi ada yang menarik saya lihat dari catatan petugas gizi, dalam beberapa hari terakhir ternyata sebagian besar menu makanan yang diberikan kepada Alm tidak dimakannya.

Melihat ini, saya semakin curiga, jangan-jangan obat-obatan juga tidak dimakan pula.  Lalu,  kepada perawat saya tanyakan, "bagaimana obat-obatan yang diberikan kepadanya, apa ada dimakan?" " Nggak tahu juga dokter. Seperti biasa, obat kami bagikan dan diambil lagi kalau kotak obat itu sudah kosong, kelihatannya dimakan dok,"  perawat itu mencoba menerangkan.

"Coba kamu lihat lagi laci pasien,! "saya  curiga obat-obat itu tidak dimakannya. Tidak berapa lama, perawat itu kembali dengan satu kantong plastik dengan obat-obatan di dalamnya. Melihat itu........ "Hmmmm, pasien ini meninggal bukan karena serangan jantung, tetapi karena kesepian,"  saya bicara sendiri. Mendengar komentar saya begitu, "kok bisa dokter?" Kata perawat itu lagi. Sebelum saya menjawab, "tapi benar juga dokter, kami lihat bapak itu akhir-akhir ini lain sekali. Beliau seperti tidak bersemangat, sering melamun, pernah kami melihat Ia menangis sesunggukan, dan bila malam kelihatannya tidak bisa tidur, sering beliau minta tambahan obat tidur dokter.  Lalu, dokter, kami tidak pernah melihat keluarganya mengunjungi beliau selama dirawat dokter,"  cerita sang perawat.

Hmmm, ya, saya juga melihat begitu. Suatu  waktu  saat visite, saya tanyakan mengenai keluarganya, agak lama dan setelah menarik nafas yang dalam, baru ia menjawab; "ada dokter"......, kemudian ia diam lagi,...dan air matanya tampak bergolak. Dan pernah saya lihat pada jam kunjungan pasien, saat pasien lain mendapat perhatian dari keluarganya, Alm menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, tetapi perasaan saya waktu itu mengatkan, beliau bukan tidur, barangkali menangis menahan kepedihan yang dirasakannya karena  berharap kunjungan anak-istri, keluarga atau saudara-saudaranya.

Lalu, melihat apa yang terjadi pada pasien itu, walaupun serangan jantung dikatakan sebagai penyebab kematiaannya, tetapi di balik serangan jantung yang membunuhnya itu, kesepian, perasaan sendiri, kehilangan cinta-kasih sayang, hubungan-hubungan yang toksis yang dialaminya inilah sebenarnya menurut saya sebagai pencetus penting kematiaanya.

Seperti diketahui, bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri. Orang sakit, seperti pasien di atas sebetulnya sangat membutuhkan dukungan-dukungan baik emosioanal, moral, sosial, dan fisik terutama dari keluarga terdekatnya. Cinta, kasih sayang, empati  yang diberikan kepada mereka pasti akan berpengaruh terhadap perjalanan, prognosis penyakitya, bahkan harapan hidupnya.


Bagaimana menurut anda?
Hidup hanya sekali, jangan biarkan kesepian dan masalah membuat hidup anda berakhir sia-sia. Andalkan Tuhan di dalam hidup ini, karena Ia berjanji akan selalu ada bersama kita.
Tuhan Yesus memberkati !

Doa Seorang Kakek



Ada seorang kakek yang sudah tua, tinggal di sebuah rumah di pinggiran desa. Kakek ini adalah seorang yang sangat saleh dan rajin beribadah kepada Tuhan. Si kakek dikenal di seluruh desa karena kebaikannya suka menolong orang dan taat beribadah.

Pada suatu hari turun hujan lebat di desa tersebut dan air dengan sangat cepatnya naik ke atas dan telah mencapai sebatas lutut. Orang-orang di desa tersebut telah diinstruksikan untuk mengungsi dan ramai-ramai mereka membawa barang-barangnya keluar dari rumah mereka masing-masing.

Si Kakek yang tinggal di pinggiran desa juga tidak luput dari situasi banjir tersebut dan menjadi cemas karenanya, tetapi sebagai orang yang beriman, dia berusaha berdoa memohon kepada Tuhan untuk menghentikan hujan yang lebat tersebut agar seluruh orang di desa tersebut bisa diselamatkan.

Tak lama setelah dia berdoa, datanglah kepala desa hendak menjemputnya dengan kendaraan jipnya, tetapi si kakek menolak dengan halus dan dia berkata bahwa dia percaya bahwa Tuhan akan mendengarkan doanya dan segera menghentikan hujan lebat tersebut.

Pergilah segera sang kepala desa dengan perasaan cemas, tetapi karena dia percaya bahwa dia memang orang yang saleh, tentunya Tuhan juga pasti akan menolongnya juga. Hujan turun semakin lebatnya dan telah mencapai ketinggian satu meter dan seluruh penduduk desa telah mengungsi ke luar dan si kakek pun sudah berjongkok di atas lemarinya, dengan perasaan yang semakin cemas akhirnya dia berdoa dengan lebih keras lagi memohon kepada Tuhan untuk segera menghentikan hujan lebat tersebut.

Tak lama kemudian datanglah regu penyelamat dengan mengendarai perahu karet dan berteriak-teriak memanggil si kakek. Si kakek pun berteriak kepada regu penyelamat tersebut dan berkata bahwa dia telah berdoa kepada Tuhan dengan lebih bersungguh-sungguh dan Tuhan selama ini tidak pernah tidak mendengarkan doanya dan dia percaya bahwa kali inipun Tuhan pasti mendengarkan doanya.

Akhirnya perahu karet itupun pergi dengan perasaan yang sangat khawatir akan keselamatan si kakek, tetapi karena merekapun merasa bahwa sang kakek memang memiliki iman yang lebih tebal daripada mereka maka merekapun tidak berani memaksa lebih keras lagi. Sepeninggal regu penyelamat dengan perahu karet, hujan malah turun semakin lebatnya dan lebih lebat dari sebelumnya dan kali ini si kakek sudah berdiri di atas atap rumahnya dan berteriak-teriak dengan sangat kerasnya berdoa memohon kepada Tuhan untuk segera menghentikan hujan lebat tersebut.

Dari atas terdengar deru helikopter dengan keras dengan lampu sorotnya dan tampak beberapa orang berteriak dari atas helikopter kepada sang kakek untuk segera menangkap tali yang dilemparkan ke bawah. Dan kali inipun sang kakek menolak dan berkata dengan yakinnya bahwa dia telah berdoa dengan sangat sungguh-sungguh dan kali ini Tuhan pasti akan menghentikan hujan tersebut dan menolong si kakek.

Dengan putus asa helikopter tersebut meninggalkan si kakek yang terus berteriak-teriak memohon kepada Tuhan untuk menghentikan hujan lebat tersebut dan mereka berharap bahwa semoga doa kakek terkabul dan mereka juga tahu bahwa kakek adalah orang yang sangat beriman dan selalu menolong orang lain.

Akhir kata, hujan tidak juga berhenti dan menenggelamkan si kakek dan dia pun meninggal. Karena selama hidupnya kakek tersebut sangat beriman dan tidak pernah sekalipun berbuat yang tidak baik dihadapan Tuhan, maka si kakek diijinkan masuk ke dalam surga. Di surga, kakek bertemu dengan Tuhan dan lalu menyatakan kekecewaannya karena doanya yang terakhir tidak dikabulkan oleh-Nya.

Tuhan pun berfirman kepadanya, "Kakek yang baik, engkau adalah anak-Ku yang baik dan sepanjang hidupmu engkau selalu menuruti firman-Ku, dan Aku pun selalu mendengarkan doa-doamu dan mengabulkannya. Pada waktu engkau berdoa yang pertama kalinya, Aku telah mengirim kepala desa untuk menjemputmu dengan mobil jipnya tetapi engkau tolak, lalu doamu yang kedua, Aku mengirimkan regu penyelamat dengan perahu karetnya dan itupun kau tolak dan terakhir engkau berdoa kepadaKu, Aku mengirimkan sebuah helikopter untuk menjemputmu tetapi masih engkau tolak juga. Aku selalu mendengarkan doamu anakKu."

Inti cerita ini adalah mengenai sebuah kesempatan dan bagaimana kita mengerti jawaban Tuhan atas doa-doa kita. Tak selalu Tuhan mengabulkan doa yang persis sama seperti yang kita minta, tapi percayalah, apa yang Tuhan kerjakan lebih baik dari apa yang kita minta dan kita dapat pikirkan.
God bless you !


Sumber: giajemursarisurabaya.blogspot.com

Apakah Gubukmu Terbakar?



Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.

Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.

Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.

"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Kamu berkata, "Itu tidak mungkin."
Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin." (Lukas 18:27)

Kamu berkata, "aku terlalu capai."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)

Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mencintaimu." (Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 - Mazmur 91:15)

Kamu berkata, "Aku tidak mengerti."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya."
Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya." (Filipi 4:13)

Kamu berkata, "Ini tidak berharga."
Tuhan berkata, "Itu akan berharga." (Roma 8:28)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu." (1 Yohanes 1:9-Roma 8:1)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)

Kamu berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan." (II Timotius 1:7)

Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku." (I Petrus 5:7)

Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya." (Roma 12:3)

Kamu berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (I Korintus 1:30)

Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian."
Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu." (Ibrani 13:5)

Wartakanlah ini pada siapa yang membutuhkan, Saya percaya ada saat-saat di mana kita merasa "gubuk" kita terbakar. 



Sumber: gia jemursarisurabaya.blogspot.com

Dosa Kecil Tapi Banyak Lebih Berbahaya Dari Satu Dosa Yang Besar

Ada dua orang mengunjungi hamba Tuhan yang bijak dan meminta nasehatNya.

"Kami telah melakukan suatu dosa,"kata mereka dan suara hati kami terganggu.
"Apa yang harus kami lakukan?"

"Katakanlah kepadaku, perbuatan2 salah mana yang telah kamu
lakukan, anakku," kata hamba Tuhan tersebut.

Pria pertama mengatakan,"Saya melakukan suatu dosa yg berat dan mematikan."

Pria kedua berkata,"Saya telah melakukan beberapa dosa ringan,yang tidak perlu dicemaskan."

"Baik,"kata hamba Tuhan tersebut,
"Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk setiap dosa yang telah kamu lakukan.!!!".

Pria pertama kembali dengan memikul sebuah batu yang
amat besar.

Pria kedua dengan senang membawa satu tas berisi batu-batu
kecil.

"Sekarang," kata hamba Tuhan tersebut, "Pergilah dan
kembalikan semua batu itu tepat dimana kamu telah menemukannya!".

Pria pertama mengangkat batu besar itu dan memikulnya kembali ke tempat dimana ia telah mengambilnya..

Pria kedua tidak dapat mengingat lagi tempat dari setengah jumlah batu yang telah diambilnya, maka ia menyerah saja dan membiarkan batu2 itu berada didalam tasnya.
Katanya, "Itu pekerjaan yg sulit."..

Dosa itu seperti batu2 itu..., kata hamba Tuhan bijak tersebut, "Jika seseorang melakukan suatu dosa berat, hal itu seperti sebuah batu besar dalam suara hatinya, tetapi dengan
penyesalan yang sejati,memohon ampun dan mengakui Nama Tuhan,maka kesalahannya diampuni seluruhnya oleh Tuhan."

"Tetapi pria yang terus menerus melakukan dosa-dosa ringan dan ia tahu itu salah, namun semakin membekukan suara hatinya dan ia tidak menyesali sedikitpun, maka ia tetap sebagai seorang pendosa. Ia sulit membuang batu2 itu kembali ke tempatnya dan terus menerus membawanya seumur hidup."

"Maka ketahuilah,anak-anakku,"..nasihat hamba Tuhan itu, "Adalah sama untuk menolak dosa-dosa ringan seperti menolak dosa-dosa berat !"


Ada beberapa hal yang saya tangkep dari kisah di atas.

1. Keterbukaan
Tau tidak sobat?? Keterbukaan sama pemimpin rohani kita yaitu salah satu cara dimana kita sedang menelanjangi yang namanya perbuatan iblis. Mungkin ada yang bertanya-tanya , "Ngapain saya harus terbuka masalah dosa-dosa saya sama pemimpin rohani??" hey!! Pemimpin rohani itu turun dari atas dan itu bukan manusia yang pilih bahwa si A jadi pemimpin rohani atau biasanya di sebut sebagai Gembala . Mereka di utus atau di panggil karena Tuhanlah yang memilih . Ingat?? Tuhan tidak pernah salah memilih orang . Tuhan tidak pernah salah mengutus orang .

2. Sifat taat dan tunduk
Dari kisah di atas , kita bisa lihat bahwa, apa yang Gembala mereka suruh, mereka lakukan . Yaitu mereka disuruh mengambil batu dan mengembalikannya lagi . Ini salah satu kecil bentuk taat dan tunduk . Hari ini kalu kita tidak taat dan tunduk , kita tidak lebih sama dengan Lucyfer , yang memiliki otoritasnya sendiri . Lama kelamaan ia akan jadi pemberontak . 1 hal, pemimpin rohani tidak akan pernah menyuruh kalian untuk berbuat dosa . Jika demikian, dosa itu akan di tanggung oleh pemimpin itu sendiri ... :)

3. Hari ini jangan pernah menganggap remeh Dosa ^^ baca ajah di atas :D


Sekian sajah dulu . ,,,, semoga bermanfaat ^^

Thank You

SHARE:

Saya seringkali mengeluh akan sesuatu yang sebenarnya merupakan berkat bagi saya. Misalnya saya mengeluhkan motor saya yang mogok. Padahal masih banyak orang yang berjalan kaki karena tidak memiliki kendaraan. Atau mengeluhkan saudara yang seringkali bertengkar dengan kita, padahal orang lain mendambakan memiliki saudara. Atau mungkin juga kita mengeluh kepada Tuhan tentang rumah yang bocor, tapi tidak menyadari bahwa masih banyak orang di luar sana yang tidak memiliki tempat berteduh.

Kita seringkali tidak menyadari bahwa mempunyai Kendaraan, saudara, rumah, dsb merupakan berkat bagi kita. Sebuah fakta yang cukup menggelikan menurutku. Jadi, notes ini aku tulis supaya kita belajar mengucap syukur bukan atas masalah yang ada, tapi atas berkat yang kita miliki. Biarlah berkat yang Tuhan berikan bagi kita, merupakan alat untuk kita bisa bersyukur kepada-Nya.

Ayok hari ini, ucapkanlah kata-kata dibawah ini dengan iman, dengan tulus, dengan penuh suka cita . integritas yah ! :)
Thank you God, bukan untuk masalah yang ada, tapi untuk kehadiran-Mu.
Thank you God, bukan untuk hujan yang turun, tapi untuk udara yang sejuk.
Thank you God, bukan untuk cuaca yang panas, tapi untuk cucian yang kering.
Thank you God, bukan untuk kekurangan, tapi untuk makanan yang aku nikmati.
Thank you God, bukan untuk teman- teman yang ada, tapi untuk persahabatan yang terjalin.

Thank you God, bukan untuk rasa sakit, tapi untuk kekuatan menanggungnya.
Thank you God, bukan untuk patah hati, tapi untuk cinta yang boleh kuberikan.
Thank you God, bukan untuk tangisan, tapi untuk perasaan yang masih ada.
Thank you God, bukan untuk kesedihan, tapi karena emosi yang masih ada dalam hati.

Thank you God, bukan untuk caci maki mereka, tapi untuk senyum yang masih tersungging di bibirku.
Thank you God, bukan untuk tugas yang menumpuk, tapi untuk kesempatan aku bisa belajar.
Thank you God, bukan untuk persahabatan yang retak, tapi untuk pengampunan yang aku terima.
Thank you God, bukan untuk kebisingan yang ada, tapi untuk keluarga yang aku punya.
Thank you God, bukan untuk kehilangan yang terjadi, tapi karena aku pernah memiliki.

Thank you God, bukan untuk apa yang tidak aku lihat, tapi untuk apa yang bisa kulihat.
Thank you God, bukan untuk kegagalan, tapi untuk kesabaran dan ketabahan.
Thank you God, bukan untuk penundaan, tapi untuk pengarahan yang Kau berikan.
Thank you God, bukan untuk penderitaan, tapi untuk sukacita yang tinggal dalam hati.


Rhema:
"Berdoalah minimal anda mengucapkan terimakasih kepada sang Penulis hidup kita , itu lebih dari cukup! tak usah bertele-tele dalam berdoa :)"



Sumber Inspirasi Light-sHine in tHe dark